www.azharrizki.blogspot.co.id

google-site-verification=0aqOScmutC411up3GX8f2ORp_eCW1RmFsBdnoCVLYsg

aliran fluida dalam pipa






Analisa Aliran Fluida pada Pipa Acrylic Diameter 12,7 mm dan 38,1 mm


disusun oleh:

Muhammad Azhar Rizki                        










                                              
                                             

Latar Belakang

Salah satu visi pendidikan sains adalah mempersiapkan sumber daya manusia yang handal dalam sains dan teknologi serta memahami lingkungan sekitar melalui pengembangan keterampilan berpikir, penguasaan konsep esensial, dan kegiatan teknologi. Kompetensi rumpun sains salah satunya adalah mengarahkan sumber daya manusia untuk mampu menerjemahkan perilaku alam.
Salah satu fenomena alam yang sering ditemukan adalah fenomena fluida. Fluida diartikan sebagai suatu zat yang dapat mengalir. Istilah fluida mencakup zat cair dan gas karena zat cair seperti air dan zat gas seperti udara dapat mengalir. Zat padat seperti batu atau besi tidak dapat mengalir sehingga tidak bisa digolongkan dalam fluida. Air merupakan salah satu contoh zat cair. Masih ada contoh zat cair lainnya seperti minyak pelumas, susu, dan sebagainya. Semua zat cair itu dapat dikelompokan ke dalam fluida karena sifatnya yang dapat mengalir dari satu tempat ke tempat yang lain.

Fenomena fluida statis (fluida tak bergerak) berkaitan erat dengan tekanan hidraustatis. Dalam fluida statis dipelajari hukum-hukum dasar yang berkaitan dengan konsep tekanan hidraustatis, salah satunya adalah hukum Pascal dan hukum Archimedes. Hukum Pascal diambil dari nama penemunya yaitu Blaise Pascal (1623-1662) yang berasal dari Perancis. Sedangkan hukum Archimedes diambil dari nama penemunya yaitu Archimedes (287-212 SM) yang berasal dari Italia.
Hukum-hukum fisika dalam fluida statis sering dimanfaatkan untuk kesejahteraan manusia dalam kehidupannya, salah satunya adalah prinsip hukum Pascal dan prinsip hokum Archimedes. Namun, belum banyak masyarakat yang mengetahui hal tersebut. Oleh karena itu, diperlukan studi yang lebih mendalam mengenai hukum Pascal dan hokum Archimedes sertapenerapannya dalam kehidupan.







  Pengertian Fluida dan Macamnya
Fluida merupakan suatu zat yang dalam keadaan setimbang tak dapat menahan gaya atau tegangan geser (shear force).  Definisi lain dari fluida adalah  zat yang dapat mengalir  yang  mempunyai  partikel  yang  mudah  bergerak  dan  berubah  bentuk  tanpa pemisahan  massa.  Ketahanan  fluida  terhadap  perubahan  bentuk  sangat  kecil  sehingga fluida dapat dengan mudah mengikuti bentuk ruang. Berdasarkan wujudnya, fluida dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
1.      Fluida  gas,  merupakan  fluida  dengan  partikel  yang  renggang  dimana  gaya  tarik antara  molekul  sejenis  relatif  lemah  dan  sangat  ringan  sehingga  dapat  melayang dengan bebas serta volumenya tidak menentu. Gas termasuk fluida termampatkan.
2.      Fluida cair, merupakan fluida dengan partikel yang rapat dimana gaya tarik antara molekul sejenisnya sangat kuat dan mempunyai permukaan bebas serta cenderung untuk mempertahankan volumenya. Fluida cair merupakan fluida yang tidak termampatk

      Sifat-sifat Fluida
Semua  fluida  sejati  mempunyai  atau menunjukkan sifat- sifat atau karakteristik - karakteristik yang  penting.
1)      Berat Jenis
Berat Jenis (specific weight) dari suatu fluida, dilambangkan dengan  (gamma) didefinisikan sebagai berat tiap satuan volume. Dirumuskan sebagai berikut :
dimana;   = berat jenis (N/m3)
               r  = kerapatan zat, (kg/m3)
               g  = percepatan gravitasi = 9,81 m/s2



2)      Kerapatan
Kerapatan  suatu  fluida  didefinisikan  sebagai  massa  tiap  satuan  volume  pada suatu  temperatur  dan  tekanan  tertentu.  Kerapatan  dinyatakan  dengan   ρ  (adalah  huruf kecil Yunani yang dibaca “rho”) dan dirumuskan sebagai berikut :
Kerapatan  fluida  bervariasi  tergantung  jenis  fluidanya.  Untuk  fluida gas, perubahan  temperatur  dan  tekanan  sangat  mempengaruhi  kerapatan  gas.  Untuk  fluida cairan  pengaruh  keduanya  adalah  kecil.  Jika  kerapatan  fluida  tidak  terpengaruh  oleh perubahan temperatur maupun tekanan dinamakan fluida incompressible atau fluida tak
mampu mampat.

3)      KerapatanKerapatan  relatif  merupakan  perbandingan  antara  kerapatan  fluida  tertentu terhadap  kerapatan  fluida  standard,  biasanya  air  pada  4oC  (untuk  cairan)  dan  udara (untuk  gas).  Kerapatan  relatif  (specific  gravity  disingkat  SG)  adalah  besaran  murni tanpa dimensi maupun satuan, dinyatakan pada persamaan sebagai berikut :


4)      Tekanan
Tekanan  didefinisikan sebagai  besarnya  gaya  (F) tiap  satuan luas  bidang  yang dikenainya  (A).  Apabila  suatu  zat  (padat,  cair,  dan  gas)  menerima  gaya  yang  bekerja secara tegak lurus terhadap luas permukaan zat tersebut, maka dapat dirumuskan :
Dimana : P =  tekanan (N/m2)
                F =  gaya (N)
                A =  luas penampang (m2)
Satuan SI (Satuan  Internasional) untuk tekanan adalah Pa (Pascal) turunan dari Newton/m2. Dalam teknik memang  lebih banyak digunakan satuan tekanan lain seperti psi  (pound  per  square  inch),  bar,  atm,  kgf/m2atau  dalam  ketinggian  kolom  zat cair seperti cmHg. Apabila  suatu  titik  (benda)  berada  pada  kedalaman  h  tertentu  di  bawah permukaan  cairan  seperti  yang  ditunjukkan  pada  gambar  2.1,  maka  berat  benda membuat  cairan  tersebut  mengeluarkan  tekanan.  Tekanan  yang  dipengaruhi  oleh kedalaman  zat  cair  ini  disebut  dengan  tekanan  hidrostatis.  Tekanan  ini  terjadi  karena adanya berat air yang membuat cairan tersebut mengeluarkan tekanan.
                                
                               Gaya  yang  bekerja  pada  luasan  tersebut  adalah  F  =  mg  =  ρAhg,  dengan  Ahadalah volume  benda  tersebut,  ρ  adalah kerapatan cairan (diasumsikan konstan), dan  gadalah percepatan gravitasi. Kemudian tekanan hidrostatis Ph adalah
Pemahaman  tekanan  hidrostatis  dengan  melakukan  percobaan  yang menggunakan  kaleng  bekas  tanpa  tutup  yang  diberi  lubang  berbeda  pada  ketinggian, tetapi  terletak  pada  satu  garis  vertical,  maka  seluruh  lubang  akan  memancarkan  air.Tetapi,  masing-masing  lubang  memancarkan  air  dengan  jarak  yang  berbeda.  Lubang paling dasarlah yang memancrakan air paling deras. Jadi,  gaya gravitasi menyebabkan zat  cair  dalam  wadah  selalu  tertarik  kebawah.  Semakin  tinggi  zat  cair  dalam  wadah,maka akan semakin besar  tekanan  zat cair itu,  sehingga makin besar juga tekanan zat cair pada dasar wadahnya.
Tekanan  Gauge  adalah  selisih  antara  tekanan  yang  tidak  diketahui  dengan tekanan  atmosfer  (tekanan  udara  luar).  Nilai  tekanan  yang  diukur  oleh  alat  pengukur tekanan  adalah  tekanan  gauge.Adapun  tekanan  sesungguhnya  disebut  dengan  tekanan mutlak.
Tekanan mutlak   = tekanan gauge + tekanan atmosfer
P = Pgauge + Patm 
Alat  ukur  tekanan  dan  beberapa  jenis  alat  lainnya  telah  diciptakan  untuk mengukur  tekanan,  diantaranya  yang  paling  sederhana  adalah  manometer  tabung terbuka,  seperti  diperlihatkan  pada  Gambar  2.2.  Manometer  tersebut  digunakan  untuk mengukur  tekanan  tera  yang  terdiri  dari  sebuah  tabung  yang  berbentuk  U  yang  berisi cairan, umumnya mercury (air raksa) atau air.
Gambar Manometer U

5)      Temperatur
Temperatur  berkaitan  dengan  tingkat  energi  internal  dari  suatu  fluida. Setiap atom dalam  suatu  benda  masing-masing  bergerak,  baik  itu  dalam  bentuk  perpindahan maupun gerakan di tempat berupa getaran. Makin tingginya energi atom-atom penyusun benda, makin tinggi temperatur benda tersebut.
Temperatur  diukur  dengan  alat termometer.  Empat  macam  termometer  yang paling dikenal adalah Celsius, Reamur, Fahrenheit dan Kelvin. Perbandingan antara satu jenis termometer dengan termometer lainnya mengikuti

6)      Kekentalan
Kekentalan  (viskositas)  diartikan  sebagai  tahanan  internal  terhadap aliran,  dan beberapa ahli dapat juga mendefiniskan sebagai gesekan dari fluida. Kekentalan  adalah nilai yang diukur dari tahanan fluida yang berubah bentuk karena tegangan geser (shear stress)  maupun  tegangan  tarik  (tensile  stess).  Dalam  kehidupan  sehari-hari  dapat  kita jumpai pada fluida seperti air, jelly, madu, susu, dapat pula dikatakan karena tegangan geser  air  kecil,  sehingga  mudah  jatuh  maka  viskositas  air  lebih  kecil  dibandingkan dengan  madu,  karena  madu  mempunyai  tegangan  geser  internal  yang  lebih  besar, sehingga saat diteteskan madu lebih sulit untuk jatuh dibandingkan dengan air.
Pengertian  yang  paling  sederhana  adalah  bahwa  semakin  kecil  nilai  viskositas maka semakin mudah suatu fluida untuk bergerak. Fluida ideal adalah fluida yang tidak memiliki tahanan gesekan terhadap tegangan geser, atau  biasanya disebut juga dengan inviscid  fluid,  sedangkan  fluida  normal  selalu  mempunyai  tahanan  gesekan  terhadap tegangan  geser,  yang  disebut  dengan  viskos  fluid.  Rheology  adalah  ilmu  yang mempelajari  aliran  suatu  benda.  Yang  didalamnya  terdapat  juga  konsep  viskositas,
thermofluid dan hubungan lainnya.
Hubungan antara tegangan geser dan viskositas dan perubahan kecepatan dapat dipahami  pada  kasus  aliran  diantara  dua  plat  datar  seperti  yang  ditunjukkan  pada gambar 2.3. Misalkan jarak antar plat adalah y  dan diantara plat tersebut terdapat fluida dengan  isi  yang  homogen.  Asumsikan  bahwa  plat  sangat  luas.  Dengan  luas  A  yang besar,  pengaruh  rusuk  dapat  dianggap  tidak  ada.  Pada  plat  bagian  bawah  diaanggap tetap lalu diberikan gaya sebesar F pada plat atas.  Bila ternyata gaya ini menyebabkan material diantara dua plat bergerak dengan perubahan kecepatan u, gaya yang diberikan proposional dengan luas dan perubahan kecepatan.
Gambar Perubahan bentuk akibat dari penerapan tegangan geser
Gaya yang diberikan sebanding dengan luas dan gradien kecepatan dalam fluida:
Persamaan ini dapat dinyatakan dalam tegangan geser
    sehingga
dimana;    = tegangan geser (N/m2)
*        = viskositas dinamik (Pa.s)
            A   = luas penampang lempeng (m2)
            du/dy   = gradien kecepatan (s-1)
Hal penting yang dapat disimpulkan adalah sebagai berikut:
Ø  Tegangan  geser  berbanding  lurus  dengan  perubahan  kecepatan  dengan  arah  tegak lurus layer.
Ø  Teganan geser juga berbanding lurus dengan nilai viskositas suatu fluida, semakin besar  nilai  viskositas  fluida,  semakin  besar  pula  tegangan  geser  yang  dibutuhkan untuk mengalirkan fluida.
Gambar Perbandingan laju regangan geser terhadap tegangan geser
Keterangan:
Ø  Newtonian:  fluida  yang  memiliki  nilai  viskositas  konstan,  misalnya  air  dan  juga sebagian besar gas.
Ø  Shear thickening: viskositas akan naik dengan kenaikan laju geseran.
Ø  Shear thinning: viskostias menurun dengan pertambahan geseran. 12
Ø  Thixotropic:  material  yang  mempunyai  viskositas  rendah  ketika  digerakkan, diberikan tegangan
Ø  Rheopectic:  materials  yang  mempunyai  viskositas  meningkat  ketika  digerakkan, terkena benturan, maupun diberi tegangan.
Ø  A  Bingham  plastic   adalah  material  yang  mempunyai  wujud  solid  ketika  teganan kecil  tetapi  mengalir  ketika  diberi  tegangan  besar  is  a  material  that  behaves  as  a solid at low stresses but flows as a viscous fluid at high stresses.
Perbandingan  antara  viskositas  dinamik  dan  kerapatan  (density)  disebut viskositas kinematik, yaitu:
Kerapatan,  viskositas  kinematis  dan  viskositas  dinamik  suatu  fluida  sangat dipengaruhi oleh temperatur. Sifat-sifat fisik air dan berbagai zat cair lainnya terhadap pengaruh variasi temperatur diberikan di dalam Tabel.

7)      Persamaan Dasar Bernoully
Fluida  tak  termampatkan  (inkompresibel)  yang  mengalir  melalui  suatu
penampang  sebuah  pipa  dan  saluran  apabila  aliran  bersifat  tunak  (steady  state)  dantanpa  gesekan  (insviscid)  akan  memenuhi  hukum  yang  dirumuskan  oleh  Bernoulli. Perumusan tersebut dapat  dijabarkan  dari  Persamaan Energi pada aliran fluida melalui sebuah penampang pipa silinder sebagai berikut :
Energi masuk  =  Energi keluar  
 
dimana;   Ep  = Energi potensial (J)
Ek  = Energi kinetik (J)
 Pv = Energi tekanan (J)
Sehingga dapat dirumuskan :
Dimana Z : elevasi (tinggi tempat)

Tinggi tekanan
               

Tinggi Kecepatan
                 




8)      Kerugian Minor

Kerugian  minor  diberikan  dalam  bentuk  koefisien  kerugian  (loss  coefficient), yang didefinisikan sebagai :
Sehingga, head loss:
Cara  menentukan  nilai  koefisien  kerugian,  K untuk  berbagai  bentuk  transmisi
pipa dan berbagai jenis komponen sistem pipa akan diperinci seperti di bawah ini:
a)      Ujung masuk (inlet) dan ujung keluar (exit) pipa
            Fluida  mungkin  mengalir  dari  reservoir  ke  dalam  pipa  dengan  bentuk  ujung masuk  tertentu.  Jika  V  menyatakan  kecepatan  aliran  setelah  masuk  pipa,  maka  nilai koefisien kerugian, K  dari persamaan 56  untuk berbagai bentuk ujung masuk pipa yang terhubung dengan reservoir
Untuk  menghitung  kerugian  pada  ujung  pipa  keluar,  menurut  Sularso  (1987)
digunakan rumus seperti persamaan:
dimana  K = 1 dan V adalah kecepatan rata di pipa keluar
b)      Belokan pipa lengkung
Belokan dalam pipa menghasilkan kerugian head yang lebih besar daripada pipa yang  lurus.  Kerugian  disebabkan  daerah  yang  terpisah  dari  aliran  dekat  bagian  dalam belokan (terutama jika tikungan tajam) dan aliran sekunder berputar yang terjadi karena adanya  ketidakseimbangan  gaya  sentripetal  akibat  kelengkungan  garis  tengah  pipa. Efek-efek dan nilai-nilai terkait untuk besar  Reynolds  Numbers  yang mengalir melalui sebuah belokan
c)      Komponen-komponen pipa
Beberapa  komponen  pipa  yang  tersedia  secara  komersial  (seperti  katup,  siku, tee,  dsb),  nilai  koefisien  kerugian  K  sangat  bergantung  pada  bentuk  komponen  dan sangat  lemah  pada  bilangan  Reynolds  yang  besar.  Nilai-nilai  khas  K  untuk  untuk komponen tersebut diberikan dalam Tabel 2.4.
Tabel Nilai koefisien kerugian minor K berbagai komponen sistem perpipaan

d)     Perubahan penampang pipa mendadak
Pada kerugian yang terjadi karena perubahan penampang,  secara sederhana nilai K  merupakan  fungsi  aspek  rasio.  Aspek  rasio  adalah  perbandingan  penampang  yang lebih  kecil  dengan  penampang  yang  lebih  besar.  Untuk  perubahan  penampang  seperti pembesaran penampang pipa mendadak (sudden expansion)  dan pengecilan penampang pipa mendadak (sudden contraction).

  Macam dan Aliran Fluida
            Fluida  yang  bergerak  dapat  diklasifikasikan  ke  dalam  beberapa  katagori.
Apakah alirannya steadi atau tak steadi, apakah fluidanya kompresibel (dapat mampat) atau inkompresibel (tak dapat mampat), apakah fluidanya viskos atau non -viskos, atau apakah aliran fluidanya laminar atau turbulen. Jika fluidanya steadi, kecepatan partikel fluida pada  setiap  titik  tetap  terhadap  waktu.  Fluida  pada  berbagai  bagian  dapat mengalir dengan laju atau kecepatan yang berbeda, tetapi fluida pada satu lokasi selalu mengalir dengan laju atau kecepatan yang tetap.
     Fluida  inkompressibel  adalah  suatu  fluida  yang  tak  dapat  dimampatkan.
Sebagian  besar  cairan  dapat  dikatakan  sebagai inkompressibel.  Dengan  mudah  anda dapat  mengatakan  bahwa  fluida  gas  adalah  fluida kompressibel,  karena  dapat dimampatkan.  Sedangkan  fluida  viskos  adalah  fluida  yang  tidak mengalir  dengan mudah,  seperti  madu  dan  aspal.  Sementara  itu,  fluida  tak-viskos  adalah  fluida yang mengalir dengan mudah, seperti air.
Aliran  fluida  dapat  dibedakan  menjadi  aliran  laminar  dan  aliran  turbulen, tergantung pada jenis garis alir yang dihasilkan oleh partikel-partikel fluida. Jika aliran dari  seluruh  partikel fluida  bergerak  sepanjang  garis  yang  sejajar  dengah  arah  aliran (atau sejajar dengan garis tengah pipa, jika fluida mengalir di dalam pipa), fluida yang seperti ini dikatakan laminar.
Fluida  laminar  kadang-kadang  disebut  dengan  fluida  viskos  atau  fluida  garis
alir (streamline). Kata laminar berasal dari bahasa latin lamina, yang berarti lapisan atau plat tipis.  Sehingga,  aliran  laminar  berarti  aliran  yang  berlapis-lapis.  Lapisan-lapisan fluida akan saling bertindihan satu sama lain tanpa bersilangan  seperti pada Gambar 2.5(atas).Jika gerakan partikel fluida tidak lagi sejajar, mulai saling bersilang satu sama lain sehingga terbentuk pusaran di dalam fluida, aliran yang seperti ini disebut dengan aliran turbulen, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.5 (bawah).
Gambar Aliran laminar (atas) dan aliran turbulen (bawah)
Karakteristik  struktur  aliran  internal  (dalam  pipa)  sangat  tergantung  dari kecepatan  rata-rata  aliran  dalam  pipa,  densitas,  viskositas  dan  diameter  pipa.  Aliran fluida  (cairan  atau  gas)  dalam  pipa  mungkin  merupakan  aliran  laminer  atau  turbulen.Perbedaan  antara  aliran  laminar  dan  turbulen  secara  eksperimen  pertama  sekali dipaparkan oleh  Osborne  Reynolds  pada  tahun  1883.
Eksperimen  itu  dijalankan dengan menyuntikkan  cairan  berwarna  ke  dalam  aliran  air  yang  mengalir  di  dalam tabung kaca. Jika fluida bergerak dengan kecepatan cukup rendah, cairan berwarna akan mengalir  di dalam  sistem  membentuk  garis  lurus  tidak  bercampur  dengan  aliaran  air.
Pada  kondisi  seperti  ini,  fluida  masih  mengalir  secara laminar.  Jadi  pada prinsipnya,  jika  fluida  mengalir  cukup  rendah  seperti  kondisi eksperimen  ini,  maka terdapat  garis  alir.  Bila  kecepatan  fluida  ditingkatkan,  maka  akan  dicapai  suatu kecepatan kritis. Fluida  mencapai kecepatan kritis dapat ditandai dengan terbentuknya gelombang cairan warna. Artinya garis alir tidak lagi lurus, tetapi mulai bergelombang dan  kemudian  garis  alir  menghilang,  karena  cairan  berwarna  mulai menyebar  secara seragam ke seluruh arah fluida air.
Perilaku  ketika  fluida  mulai  bergerak  secara  acak  (tak  menentu)  dalam bentuk arus-silang dan pusaran, menunjukkan bahwa aliran air tidak lagi laminar. Pada kondisi seperti  ini  garis  alir  fluida  tidak  lagi  lurus  dan  sejajar
Gambar Percobaan Reynold tentang Aliran laminar (a) dan aliran turbulen (b)
Menurut  Reynold,  untuk  membedakan  apakah  aliran  itu  turbulen  atau  laminar
dapat menggunakan bilangan tak berdimensi yang disebut dengan Bilangan Reynold.
Bilangan ini dihitung dengan persamaan berikut :
dimana;
Re   = Bilangan Reynold (tak berdimensi)
V   = kecepatan rata-rata (ft/s atau m/s)
D  = diameter pipa (ft atau m)
v  =  viskositas kinematik (m2/s)               
Pada Re < 2300, aliran bersifat laminer.
Pada Re > 4000, aliran bersifat turbulen.
Pada Re = 2300-4000 terdapat daerah transisi 

Desain Alat
Desain alat yang digunakan pada penelitian kerugian  tekanan  dalam  sistem  perpipaan  ini  adalah desain alat yang sederhana. Alat yang dibuat di desain untuk mengsirkulasikan fluida air, dari bak air ke pipa pengujian  dengan  bantuan  pompa,  dan  untuk pengaturan debit aliran fluidanya menggunakan katup pengatur  (valve)   seperti terlihat pada gambar di bawah ini.
Gambar Skema Alat Penguji
Pipa pengujian yang transparan akan dapat membantu  untuk  melihat  aliran  dari  fluida tersebut.Untuk  mendapatkan  data  yang  terbaik diperlukan ketelitian yang cukup baik dalam mengamati dan proses pengambilan data, karena rangkaian seperti diatas yang fluidanya mengalir dengan dorongan pompa membuat  debit  maupun  pembacaan  perbedaan ketinggian sangat fluktuatif.
     Setup Alat
Alat  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini dirakit sendiri dengan mengacu pada referensi peneliti dan buku mekanika fluida. Komponen- komponen yang
digunakan pada alat pengujian ini adalah:
1.   Rangka meja uji
Rangka meja uji digunakan sebagai  chassis   dari peralatan  uji  ini  tempat  meletakkan  segala komponen  dari  alat  uji.  Rangka  meja  uji  ini terbuat  dari  besi  siku  yang  dirangkai  dengan menggunakan  las.  Alas  meja  untuk  meletakkan pipa  acrylic   terbuat  dari  triplek  dan  alas  meja untuk meletakkan bak air terbuat dari papan kayu.
2.   Pompa sentrifugal
Pompa sentrifugal berfungsi sebagai media u ntuk mengalirkan fluida dari bak air ke rangkaian alat penguji. Pompa sentrifugal yang digunakan adalah pompa  slurry . Pompa  slurry  adalah pompa yang digunakan  untuk  mengalirkan  fluida  cair  dan padat. Pompa slurry dipasangkan didalam bak air. Adapun  spesifikasi  dari  pompa  slurry  yang digunakan adalah:
-   Merk dari pompa Nocchi  DPV 160 / 6.
-   Buatan dari Italia.
-   Maximum head  6 m.
-   Maximum debit  160 L / 1’.
-   Liquid temperature   40°C.
-   Frekuensi 50 HZ.
-   Putaran 2850 rpm.
3. Pipa pengujian 

1. Pipa  pengujian  yang  digunakan  adalah  pipa acrylic . Pipa  acrylic   yang digunakan sebanyak 3 pipa penguji yang terdiri dari: pipa  acrylic  dengan diameter luar 38,1 mm (1,5 inci) dan diameter dalam 32 mm (1,26 inci) dengan panjang 2 m.
2. pipa  acrylic   dengan di ameter luar 25,4 mm (1 inci) dan diameter dalam 18 mm (0,71 inci) dengan panjang 2 m.
3. pipa  acrylic  dengan diameter luar 12,7 mm (0,5 inci) dan diameter dalam 9,5 mm (0,37 inci) dengan panjang 2 m. Tujuan  menggunakan  pipa  acr ylic   untuk penelitian  karena  pipa  acrylic   pipa  yang transparan sehingga jalannya aliran fluida dapat dilihat.
4.     Piezometric
Piezometric   digunakan sebagai alat ukur tekanan dengan cara mengukur beda tekanan yang terjadi diantara dua titik pada pipa penguji.  Piezometric dibuat  dari  selang  akuarium  yang  diameter dalamnya 10 mm dan dipasang pada taping pipa acrylic.  Piezometric  ini dipasang pada millimeter blok yang sudah diberi ukuran dan ditempelkan pada triplek, tinggi triplek tersebut 2,35 m dari perm ukaan meja penguji.
5. Rangkaian pipa PVC
Pipa  PVC  digunakan  untuk  mengalirkan  fluida dari bak air sampai pada sambungan antara pipa PVC  dengan  pipa  acrylic ,  alasan  menggunakan pipa  PVC  dikarenakan  pipa  PVC  dianggap mempunyai permukaan dalam yang licin (smooth)sehingga  kerugian  karena  losses   dapat  ditekan. Pipa  PVC  yang  digunakan  yaitu  diameter  ½”, diameter ½” digunakan dari bak air sampai  inletsuction   pada  pompa  dan  diameter  ½”  juga digunakan pada  discharge suction   pada pompa.
6. Katup pengatur ( V alve )
Katup  pengatur  berfungsi  untuk  mengatur kecepatan aliran fluida pada pipa pengujian.  Ada tiga jenis katup pengatur pada pipa, diantaranya yaitu:
1.   Katup pengatur pada pipa discharge   pompa yang berfungsi untuk mengatur kecepatan fluida yang masuk  pada pipa uji.
2.   Katup  pengatur  pada  by  pass  pipe   yang berfungsi untuk mengatur kecepatan fluida pada  by  pass  pipe   agar  aliran  yang bersirkulasi  pada  rangkaian  konstan  dan mencegah terjadinya “water hammer”.
3.   Katup pengatur pada percabangan sebelum pipa  uji  berfungsi  untuk  mengatur  fluida yang masuk pada salahsatu pipa pengujian.
7.   Bak air
Bak air berfungsi sebagai media penyimpan fluida selama uji coba, bak air yang digunakan terbuat dari  plastik  sehingga  tahan  terhadap  korosi. Kapasitas bak air yang digunakan  76 L.
Semua peralatan komponen diatas dirangkai menjadi instalasi seperti pada gambar . Setelah  peralatan  dirangkai  menjadi instalasi,  maka  baru  diadakan  penelitian.  Pada penelitian tersebut diperlukan juga peralatan pembantu untuk mengukur variabe l- variabel lainnya, yaitu:
·         Gelas ukur
Gelas ukur digunakan untuk mengetahui volume fluida dalam waktu tertentu, dari volume fluida yang didapat akan digunakan untuk mengetahui
debit fluida yang mengalir.
·         Stopwatch
Stopwatch   digunakan  untuk  mengukur  waktu yang diperlukan untuk mengisi gelas ukur.
·         Thermometer
Thermometer   digunakan untuk mengetahui suhu fluida selama pengujian. Hal ini diperlukan karena suhu  sangat  berpengaruh  terhadap  viskositas
fluida.
·         Busur derajat
Busur derajat digunakan untuk mengetahui  besar pembukaan pada katup.  

 Unit Pengujian
Unit  pengujian  yang  dilakukan  pada penelitian ini adalah
1.      Unit Pengujian Langsung
Unit pengujian langsung adalah semua variabel  yang  diukur  langsung  pada saat  penelitian,nilainya bis a  langsung dapat  diketahui  tanpa  diperlukan perhitungan  lebih  lanjut.  Unit pengujian langsung pada penelitian ini terdiri dari pengukuran suhu (°C), beda ketinggian  (m),  volume  fluida  yang tertampung  (ml)  dan  waktu penampungan  (s).  Seluruh  nilai  unit pengujian langsung digunakan sebagai input  data  untuk  mendapatkan  nilai unit pengujian tidak langsung.
2.      Unit Pengujian Tidak Langsung
Unit pengujian tidak langsung adalah semua variabel yang nilainya didapat dari perhitungan dan digunakan untuk bahan  pengamatan   analisa.  Pada pengujian ini unit pengujian langsung terdiri  dari debit  (Q),  kecepatan  (V), bilangan  Reynolds   (Re), dan koefisien gesek (λ).

 Persiapan Pengujian
Persiapan  yang  dilakukan  dalam  melakukan pengujian adalah:
·      Menyiapkan tempat untuk ruang pengujian. Tempat untuk ruang penguijian tidak sempit dan  cukup  luas  supaya  pengujian  dapat
·      dilakukan dengan baik.
·      Membuat rangka tempat untuk meletakkan
·      peralatan  pengujian,  sehingga  peralatan dapat  disusun  dan  menghindari  terjadi getaran   pada waktu pengujian.
·      Membuat  rangkaian  alat pengujian  dengan menggunakan 3 pipa diameter yang berbeda dan permukaan yang licin (smooth),  pompa, katup,  dan  bak  penampung  sedemikian sehingga  membentuk  loop   tertutup  serta pembiasan air yang tersirkulasikan.
·      Untuk pipa acrylic diameter dalam 9,5 mm (0,37  inci),  pipa  acrylic  dilubangi  dengan diameter  1  mm  yang  berjarak 0,5  m  dari ujung pipa (tempat aliran masuk).
·      Untuk pipa acrylic d iameter dalam 32 mm (1,26  inci),  pipa  acrylic  dilubangi  dengan diameter  2  mm  yang  berjarak  1  m  dari lubang  pertama  dengan diameter  lubang 2 mm.

 Prosedur Pengujian 
Prosedur  pengujian  yang  dilakukan  pada saat pengambilan data adalah sebagai berikut:
·      Memasukkan  fluida  kedalam  bak  air dengan volume 76 L.
·      Menghidupkan pompa, sehingga fluida dapat  mengalir  melalui  instalasi pipa sehingga terjadi sirkulasi aliran fluida.
·      Menampung  fluida  yang  keluar  dari pipa pengujian dengan gelas ukur dan mencatat  waktunya  dengan menggunakan stopwatch
·      Mengamati  tinggi  air  pada  kedua Piezometric  sesuai  dengan  bukaan katup,  mengamati  sampai  tinggi keduanya relatif stabil (dalam keadaan tidak  naik  turun  air  yang  ada  dipiezometric   lurus).
·      Kemudian mencatat tinggi h 1 dan   h 2   pada  piezometric   lurus.
·      Mengulangi pengambilan data dengan mengatur  bukaan  katup dari  minimal sampai maksimal.
·      Pengambilan  data  yang  dilakukan dimulai  dari  aliran  dengan  bilangan Reynolds  kecil  (laminar)  sampai dengan  bilangan  Reynolds  besar (turbulen) , dan
·      Untuk  pengambilan  data  berikutnya adalah dengan  mengalirkan  fluida  ke pipa penguji dengan diameter berbeda dan  permukaan  pipa  yang  licin (smooth) ,  proses  pengambilan  data sama  dengan  proses  pengambilan awal.

Metode Pengambilan Data
Metode pengambilan data yang dilakukan pada penelitian ini ada dua macam yaitu:
1.   Dengan  cara  mengurutkan  sesuai dengan debit yang diperoleh kemudian mengurutkannya  kembali  sesuai dengan  urutan  ditinjau  dari  bilangan Reynold yang diperoleh.
2.   Pengujian dilakuk an pada pipa  acrylic diameter dalam 9,5 mm (0,37 inci), 18
mm (0,71 inci) dan 32 mm (1,26 inci) dengan  permukaan  pipa  licin. Pengujian ini dilakukan dengan secara berulang yaitu sebanyak tiga kali untuk setiap bukaan katup. Berikut ini urutan pengambilan data:
1.   Pengujian  koefisien  gesek  pada pipa  acrylic   diameter dalam 9,5
mm  (0,37 inci) permukaan pipa licin dengan fluida air.
2.   Pengujian  koefisien  gesek  pada pipa  acrylic   diameter  dalam  18 mm  (0,71 inci) permukaan pipa licin dengan fluida air.
3.   Pengujian  koefisien  gesek  pada  pipa acrylic   diameter dalam 32 mm (1,26 inci)  permukaan  pipa  licin  dengan fluida air.
Selama  proses  pengujian pengecekan  suhu fluida  harus  sering  dilakukan  guna  mengetahui viskositas  fluida  aktual   dari  fluida  dan  untuk mendapatkan hasil yang benar dan kerja alat penguji sambil dicek agar tidak terjadi penyimpang

  Metode Pengolahan Data
Untuk kemudahan pengambilan data, maka diambil asumsi- asumsi sebagai berikut:
1.   Fluida  yang  digunakan  termasuk  kedalam fluida incompressib le  (tak mampu mampat) sehingga persamaan yang digunakan adalah persamaan untuk aliran tak mampu mampat.
2.   Fluida yang  digunakan  adalah  fluida yang termasuk fluida  Newtonian.
3.   Fluida  yang  mengalir  pada  pipa  tidak mengalami  kebocoran  sehingga  volume dalam rangk aian dianggap tetap.
4.   Permukaan yang diamati untuk pipa  acrylicdiameter dalam 9,5 mm (0,37 inci), 18 mm (0,71 inci), dan 32 mm (1,26 inci) dengan permukaan pipa yang licin (smooth).
Pada  pengolahan  data  ini  kembali  pada tujuan penelitian, maka pengolaha n data dilakukan guna memperoleh hubungan antara:
1.   Bilangan  Reynolds  (Re)  dengan  koefisien gesek (λ).
2.   Koefisien  gesek  ( λ )  dengan  kecepatan  (V) aliran fluida air.
3.   Koefisien  gesek  ( λ )  dengan  beda  kerugian tinggi tekan (∆H).
4.   Koefisien  gesek  ( λ )  dengan  diameter   (D) pipa pengujian.


PEMBASAHAN

Pengujian  dilakukan  pada  pipa  pengujian Diameter 12,7 mm (0,5 inci) dan 38,1 mm (1,5 inci) dengan  13  kali  bukaan  katup,  diantaranya:  bukaan katup 30°, 35°, 40°, 45°, 50°, 55°, 60°, 65°, 70°, 75°, 80°, 85°, 90°. Dari setiap katup dilakukan sebanyak 3 kali dan hasilnya dirata - ratakan.  Pengujian  dilakukan dengan mengukur temperatur fluida air terlebih dahulu dengan  menggunakan  termometer  air.  Pengukuran temperatur  bertujuan  untuk  mendapatkan  nilai temperaturnya  (T).  Temperatur  (T)  fluida air  didapat maka  akan  mendapatkan  nilai  viskositas  (v )  fluida airnya.  Lalu  fluida  disirkulasikan  ke  pipa  pengujian dengan  menggunakan  pompa.  Supaya  stabil,  fluida dibiarkan  beberapa  menit  untuk  bersirkulasi.  Setelah fluida  bersikulasi  stabil,  volume  fluida  ditampung kedalam  gelas  ukur  selama  10  detik.  Maka  volume fluida yang masuk kedalam gelas ukur selama 10 detik didapat. Ini bertujuan untuk menghitung debit (Q) fluida airnya. Karena diameter dalam pipa (D) sudah diketahui, maka dapat menghitung luas penampang pipa (A).  Sehingga bisa untuk  menghitung  kecepatan dari fluida air. Nilai volume (V), diameter dalam (D ) pipa, dan  viskositas  ( v )  fluida  air  akan  digunakan  untuk mencari  nilai  bilangan  Reynold nya  (Re).  Sedangkan data perbedaan head tekanan digunakan untuk mencari nilai  koefisien gesek  ( λ ).  Dibawah  ini  adalah  contoh perhitungan.

4.2       Data yang diketahui sebagai berikut:
Diameter pipa pengujia n : diameter luar 12,7 mm (0,5   inci) dan diameter dalam 9,5   mm (0,37 inci). Suhu   fluida air pada saat pengujian : 29°C.Volume  fluida  air  pada  gelas  ukur:  2260  ml =2,26×10-3 m3.
La manya fluida air tertampung (t): 10 detik.
Tinggi fluida air di piezometrik 1 (h1 ) : 1252 mm =1,252 m.
Tinggi fluida air di poezometrik 2 (h2 ) : 416 mm = 0,416 m.
Jarak  antara piezometrik 1 dan 2 (L) : 1000 mm = 1 m.
Viskositas  kinematik  ( v )  air  pada  suhu  29°C : 8,23×10-7 m2/s (dari tabel).
Dari data- data yang sudah diketahui diatas, maka kita dapat menghitung data- data dibawah ini
·         Debit (Q) fluida air
·         Luas p enampang pipa pengujian (A)
Diameter dalam (D) pipa = 9,5 mm = 9,5 × 10-3 m.








·         Kecepatan (V) fluida air

·         Bilangan Reynold   (Re)
·         Koefisien gesek sepanjang pipa (λ )

       Hasil Perhitungan Data Analisa Aliran Fluida Air Pada Pipa Pengujian

Data  penelitian  yang  diambil  dari  hasil
percobaan pada pipa pengujian dengan menggunakan:
1.   Pipa acrylic diameter luar 12,7 mm (0,5 inci) dan Diameter  dalam  9,5  mm  0,37  inci)  dengan permukaan licin.
2.   Pipa  acrylic diameter luar 38,1 mm (1,5 inci) dan diameter  dalam  32  mm  (1,26  inci)  dengan permukaan licin.

Tabel Aliran Fluida Air Pada Pipa Pengujian Diameter 12,7 mm (0,5 inci) Dengan   Permukaan Licin

Tabel 4.2. Aliran Fluida Air Pada Pipa Pengujian Diameter 38,1 mm(1,5 inci) Dengan Permukaan Licin
Gambar Grafik Re- λ   Pipa Acrylic Diameter 12,7 mm (0,5 inci) Dengan Permukaan Licin
Gambar Grafik Re- λ   Pipa Acrylic Diameter 38,1 mm (1,5 inci)
Dengan Permukaan Licin

Gambar Grafik Re - λ   Gabungan Pipa Acrylic Diameter 12,7 mm
( 0,5 inci) Dan Diameter Dalam 38,1 mm (1,5 inci) Permukaan Licin



PENUTUP
Dari hasil analisa aliran fluida air pada pipa acrylic berdiameter 12,7 mm (0,5 inci) dan 38,1 mm (1,5 inci) dengan permukaan licin berdasarkan grafik Re - λ , dapat disimpulkan bahwa : 
1.   Pada  pipa  pengujian berdiameter  12,7  mm  (0,5 inci) dengan permukaan licin alirannya termasuk kedalam  aliran  turbulen,  koefisien  gesek  (λ) terletak pada persamaan Blassius  λ = 0.3164Re -1/4 dengan grafik Re - λ yang lurus.
2.   Pada  pipa  pengujian berdiameter  38,1  mm  (1,5 inci) dengan permukaan licin alirannya termasuk kedalam aliran turbulen, grafik Re- λ melengkung mendekati lurus.
3.   Nilai bilangan Reynold   (Re) pada pipa pengujian berdiameter 12,7 mm (0,5 inci) lebih besar dari nilai bilangan  Reynold   (Re) pada pipa pengujian berdiameter 38,1 mm (1,5 inci). Karena semakin bertambahnya  nilai  bilangan  Reynold  (Re) semakin kecil nilai koefisien geseknya (λ), maka nilai  koefisien  gesek  (λ)  pada  pipa  pengujian berdiameter 12,7 mm (0,5 inci) lebih kecil dari nilai  koefisien  gesek  (λ)  pada  pipa  pengujian berdiameter 38,1 mm (1,5 inci).
4.   Pada  kecepatan yang  sama  (V  = konstan),  jika semakin besar diameter (D) pipa pengujiannya , maka  nilai  koefisien  geseknya  (λ)  akan  naik. Begitu  juga  sebaliknya,  jika  semakin  kecil diameter  (D)  pipa  pengujiannya,  maka  nilai koefisien geseknya (λ) akan menurun.



DAFTAR PUSTAKA

Ridwan,  seri diktat kuliah   MEKANIKA FLUIDA DASAR , Penerbit Gunadarma, Jakarta, 1999.
Olson.M.Reuben.,  Wright.J.Steven., diterjemahkan  Alex  Tr i  Kanjtono  Widodo, DASAR –   DASAR MEKANIKA FLUIDA TEKNIK , Edisi Kelima, Cetakan 1, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1993.
Streeter.V.L., Wylie Benyamin.E., diterjemahkan Arko  Priyono,  MEKANIKA  FLUIDA ,  Edisi Kedelapan, Jilid 1, Erlangga, Jakarta, 1999.
Daugherty.L.R.,  and  J.B.  Franzini,  FLUID MECHANICS,  6th edition,  Mc  Graw  Hill, Newyork, 1965.
www.yahoo.co.id/mekanika fluida/16_fluida.pdf
Sularso.,  Tahara  Haruo.,  Pompa  &  Kompresor: Pemilihan,  Pemakaian  dan  Pemeliharaan,  PT. Paradnya Paramita, Jakarta, 2004.
Giles.V.Ranald.,  diterjemahkan  Herman Widodo Suemitro, MEKANIKA DAN HIDRAULIKA , Edisi kedua, Erlangga, Jakarta, 1996.
Alleborn, 1977, Further Contribution on the two dimensional flow in sudden  expansion, International Journal Fluid   Mechanics, vol. 330, pp 169-188,   Cambridge University Press. 
Carsoni, 2002 , Studi Eksperimental  Aliran Searah Gas-Cair pada  Belokan, Tesis, Program Pascasarjana, UGM, Yogyakarta. 
Collier, J.G., 1981, Convective Boilling and Condensation,McGraw-Hill Book  Company, New York. 
Collier, J.G., 1977, Single phase and Two- Phase Flow Behaviour in Primary  Circuit Components, dalam Kakac  (Ed), Two Phase Flow and Heat   Transfer, Washington, Hemisphere   Publishing Corporation.
Christine Darve, 2000, US-IT-HXTU Pressure drop distribution, http://WWW_bdNew.fnal.Gov/Cryo_darve/heat exchanger.
Giot, M., 1981, Singular Pressure Drops, dalam Delhaye (Ed),Thermohydro
 lics of Two-Phase System for   Industrial Design and Nuclear  Engineering,  Washington,
Hemisphere Publishing Corporation.Hetsroni, G., 1982, Handbook of Multiphase Systems, Hemisphere Publishing Corporation, McGraw-Hill   Book Company, New York.Incroperra,
D. Hewitt, 1996, Fundamentals  of Heat and Mass Transfer,Fourth Edition, John Wiley and Sons, New  York. Koestoer, R.A., 1992, Aliran Dua Fase dan
Fluks Kalor Kritis, Pradnya Paramita, Jakarta.
Muhajir, K., 2004, Studi Eksperimental Aliran Gas-Cair Fluida Viskos   Searah Pada Belokan  Pipa U, Tesis Program Pasca sarjana, UGM, Yogyakarta.
Oshinowo, T., Charles, M.E., 1974, Vertical Two-Phase Flow, Part I Flow Pattern Correlations, The Journal of Chemical Engineering, Vol. 52, pp. 25-35.
Sarjito, 2002, Studi Aliran Dua-Fase Gas- Cair Melewati Pembesaran Saluran   SecaraMendadak Pada Penampang  Lingkaran,Tesis S-2, Jurusan Teknik Mesin Universitas Gajah  Mada, Yogyakarta.
Sheen, 1977, Flow patterns for an annular flow over an axisymmetric sudden  expansion,International Journal Fluid Mechanics, Vol 350, pp 177-188,

 Cambridge University Press.
Previous
This is the oldest page

2 komentar

Click here for komentar
Anonymous
admin
25 January 2018 at 17:22 ×

like dis

Reply
avatar
1 July 2020 at 21:02 ×

woww sangat membantu

Reply
avatar
Thanks for your comment