STRUKTUK,PENGGUNAAN DAN
PROSES
PEMBUATAN KERAMIK
Disusun oleh
Muhammad Azhar Rizki
Latar Belakang
Keramik
pada dasarnya terbuat dari tanah liat dan umumnya di gunakan untuk perabot
rumah tangga dan bata untuk pembangunan perumahan. Pada masa kini keramik telah
mengalami kemajuan, Bahan keramik sudah di gunakan dalam bidang Teknik Elektro,
Sipil, Mekanik, Nuklir bahkan bahan keramik ini di gunakan juga dalam bidang
Kedokteran. Bahan keramik sebagian sudah di gunakan dalam motor bakar seperti
untuk komponen-komponen mesin diesel misalnya untuk turbo charge, klep dan
kepala piston.
Keramik
merupakan campuran dari beberapa unsur, baik unsur logam maupun non logam.
Sifat dan Karakteristik Keramik - Kapasitas panas yang baik dan konduktivitas
panas yang rendah. - Tahan korosi - Sifat listriknya dapat insulator,
semikonduktor, konduktor bahkan superkonduktor - Sifatnya dapat magnetik dan
non-magnetik Keras dan kuat, namun rapuh
.
Struktur
Keramik
Struktur
kristal keramik (terdiri dari berbagai ukuran atom yang berbeda atau minimal terdiri
dari 2 jenis unsur) merupakan salah satu yang paling kompleks dari semua
struktur bahan. Ikatan antara atom-atom ini umumnya ikatan kovalen (berbagi
elektron, sehingga ikatan ini kuat) atau ion (terutama ikatanantara ion
bermuatan, sehingga ikatan ini kuat). Ikatan ini jauh lebih kuat daripada
ikatan logam. Akibatnya, sifat-sifat seperti kekerasan dan ketahanan panas dan
listrik secara signifikan lebih tinggi keramik dari pada logam. Keramik dapat
berikatan kristal tunggal ataudalam bentuk polikristalin. Ukuran butir
mempunyai pengaruh besar terhadap kekuatan dan sifat-sifat keramik; ukuran
butir yang halus (sehingga dikatakan keramik halus), semakin tinggi kekuatan
dan ketangguhannya.
Kebanyakan
bahan pembentuk keramik memiliki ikatan ion, ikatan kovalen dan ikatanantara.
Sebagai missal, bagian ikatan ion dalam sistem Mg-O, Al-O, Zn-O dan Si-O dapat
dikatakan masing-masing 70%, 60%, 60% dan 50%. Yang sangat menarik adalah bahwa
pada
ReO3,V2O3 dan
TiO, yang merupakan oksida dan tidak pernah menunjukkan sifat liat ataudapat di
deformasikan, tetapi memiliki hantaran listrik yang relatif dapat disamakan
dengan logam biasa.
Dalam
Kristal yang rumit, berbagai macam atom berperan dan ikatannya merupakan ikatan
campuran dalam banyak hal. Struktur Kristal demikian dapat dimengerti apabila
mengingat bahwa Kristal tersusun oleh kombinasi dari polyhedron koordinasi,
dimana satuan kecil dari kation dikelilingi oleh beberapa anion. Salah satu
contoh adalah silikat yang merupakan bahan baku penting bagi keramik.
Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Struktur Kristal Keramik
Struktur senyawa keramik dapat berbentuk
kristal, glas,serta kombinasi antara kristal dan glas. Namun pada
umumnya struktur keramik berbentuk kristal. Tiga faktor penting yang menentukan
struktur dari campuran keramik: stoikiometri kristal, rasio jari-jari, dan
kecenderungan untuk kovalen dan berkoordinasi tetrahedral.
1. Stoikiometri kristal
Secara umum, formula kimia keramik dinyatakan:
·
MaXc
·
MaNbXc
Pada formula di atas M dan N dapat digantikan dengan suatu logam, sedangkan
X merupakan unsur nonlogam yang dapat membentuk senyawa stabil dengan logam.
Dalam keramik elektronik komersial, umumnya X adalah O (Oksigen), tetapi juga bisa unsur yang lain seperti: Cl
(Cloroda atau unsure halide yang lain), N (Nitrogen), C (Carbon), S (Sulfur).
2.
Konsep Rasio
Jari-Jari
Rasio ukuran ion kecil r dan ukuran ion besar R
akan menentukan jumlah ion-ion besar yang dapat dikemas (dipak) disekitar ion
kecil. Dengan dua asumsi bahwa ion-ion berbentuk bola dan sel electron ion-ion
yang bertanda sama tidak saling tumpang tindih, maka susunan pengemasan dan bentuk geometri
kristal dapat diprediksikan. Akibat dari asumsi ini adalah bahwa ruji ion kecil
akan selalu lebih besar daripada jari-jari maksimum terhitung dari suatu
pengemasan tertentu. Dengan kata lain, ion-ion kecil akan selalu menjaga
sel-sel electron ion besar dari tumpang tindih. Apabila keadaan ini dicapai, susunan pengemasan akan menjadi stabil.
Untuk mencapai keadaan energi terendah, kation dan
anion akan cenderung memaksimalkan daya tarik yang terjadi dan
meminimalkan tolakan. Jika jari-jari ion kecil lebih besar
daripada 0,155R akan memungkinkan bagi ion kecil untuk menjaga empat ion besar
dari tumpang tindih.Misalnya empat atom yang mengandung kation berada disekitar
sebuah atom anion, sehingga jari-jari meningkat seperti yang ditunjukkan pada Gambar.1.Susunan atom pada
Gambar. 1 (a) tidak stabil karena anion-anion
tolak menolak.Bila anion hanya
menyentuh (Gambar 1b), konfigurasi disebut kritis stabil dan digunakan untuk menghitung
jari-jari kritis dimana satu struktur menjadi tidak stabil dengan yang lain.
Gambar 1 : Susunan atom
Di bawah ini adalah gambar Koordinasi ion-ion
sebagai fungsi rasio jari-jari
Gambar 2 : koordinasi ion-ion
3. Kecenderungan Kristal
untuk Kovalensi dan
koordinasi tetrahedral
Dalam banyak senyawa, koordinasi
tetrahedral diamati meskipun faktanya jari-jari akan memprediksi sebaliknya.Kecenderungan
kristal untuk kovalensi dan koordinasi tetrahedral dipengaruhi oleh kuat ikatan
antara kation dan anion.Kuat ikatan didefinisikan sebagai valensi ion dibagi
bilangan koordinasi. Semisal dalam MgO memiliki koordinasi octahedral dan bilangan
koordinasi CN = 6.Atom Mg memiliki valensi 2. Sedangkan kuat ikatan MgO adalah 2/6.Ini
berarti Mg2+ terkoordinasi secara tetrahedron dengan kekuatan ikatan 2/6.Secara
kualitatif ini mengukur fraksi relative muatan 2+ yang dialokasikan atau
diberikan pada masing-masing koordinasi Anion.Anion O2- dikoordinasikan oleh
kation Mg2+ sehingga valensinya memenuhi 2-.Jadi dalam MgO, masing-masing atom
oksigen dikoordinasi oleh 6 ion Mg2+ = 6x (2/6) = 2.
Untuk memprediksikan
bentuk struktur kristal senyawa keramik yang terbentuk dari hasil sintesis
biasanya dengan mempertimbangkan ketiga faktor diatas.Selain itu untuk
memprediksi struktur senyawa keramik yang belum diketahui biasanya dengan
menerapkan aturan-aturan pauli.
Aturan pauli berbentuk lima statemen
(pernyataan) umum.Aturan ini didasarkan pada stabilitas geometri pengemasan
ion-ion dengan ukuran berbeda, dipadukan dengan stabilitas elektrostatis.
Aturan 1
Masing-masing kation akan dikoordinasikan oleh polyhedran anion, dengan
jumlah ion ditentukan oleh ukuran relative kation dan anion melalui penetuan
rasio jari-jari rc/ra.
Aturan 2
Koordinasi polyhedron dasar disusun dalam 3
dimensi, sebagi cara untuk mempertahankan kenetralan muatan lokal (listrik).
Aturan 3
Koordinasi polykedron
lebih suka menghubungkan sudut ketepi, tepi ke muka. Aturan ini didasarkan pada
kenyataan bahwa kation lebih suka memaksimalkan jaraknya terhadap kation yang
lain sebagai upaya meminimalkan tolakan elektrostatis.
Aturan 4
Menyatakan bahwa aturan 3
menjadi sangat penting ketika bilangan koordinasi kecil dan valensi kation
tinggi.
Aturan 5
Susunan sederhana umumnya lebih disukai daripada susunan yang komleks.
Cara menerapkan aturan pauli untuk memprediksi
senyawa yang belum diketahui:
·
Jika kation lebih
kecil dari anion, pada umumnya strukturnya FCC atau HCP
·
Rasio energy kation
atau anion membantu untuk memutuskan tempat sela mana yang ditempati, dan
sejauh ini umumnya tempat octahedral dan tetrahedral
·
Rasio tempat sela
dan jumlah atom menentukan stoikiometri senyawa
4. Kisi Terkemas Padat
Aturan struktur menjadi dasar dalam memahami
struktur keramik. Terdapat lima aturan yang mengatur tata letak atom-atom yang
secara umum terkemas dengan dasar FCC (face
centered cubic) dan HCP (hexagonal
closed package).Kebanyakan senyawa keramik berbentuk kristal dalam struktur
terkemas padat. FCC dan HCP merupakan dua jenis kisi yang terkemas padat, terdiri atas tumpukan lapisan bidang-bidang
atom terkemas padat.
Pada umunya ion-ion yang lebih besar
(anion) membentuk struktur terkemas padat, dan ion-ion lebih kecil (kation)
menempati sela-selanya. Dalam keramik, anion umumnya oksida. Anion yang lain
dari ion halogen yakni: F, CL, Br, l dan nitrogen,sulfur. Ketikaanion memiliki
ukuran yang lebih besar dari oksigen, contohnya zirconium dan uranium,
strukturnya dapat dipandang sebagai susunan kation terkemas padat dengan
oksigen sela-selanya.
Struktur terkemas padat terdiri atas
tumpukan lapisan bidang-bidang atom terkemas padat.Diasumsikan suatu lapisan
bidang oksigen dalam kristal logam oksida.Dalam lapisan ini setiap oksigen
memiliki 6 tetangga terdekat ion oksigen. Ion-ion oksigen ini tidak saling bersentuhan,
yang mengilustrasikan situasi dalam kristal nyata dengan anion sedikit terpisah
dari yang lain karena adanya intervernsi kation. Lapisan oksigen yang pertama
ini diasumsikan sebagai lapisan A. Tempat atom-atom dalam lapisan terkemas
padat berikutnya disebut dengan lapisan B, yang berada diatas lapisan pertama,
dengan syarat bahwa pada setiap susunan segitiga pada lapisan A, ditempati
diatasnya oleh atom dari lapisan B.
Penumpukan selanjutnya lapisan terkemas padat
diatas lapisan B menghasilkan kisi FCC dan HCP. Kisi FCC terbentuk ketika
lapisan ketiga (lapisan C) ditumpuk diatas lapisan B, dengan atom-atom
menempati diatas susunan segitiga atom-atom pada lapisan B. Kisi FCC berulang
ketika lapisan keempat ditambahkan diatas lapisan C, dengan atom-atom langsung
diatas atom-atom lapisan A. Jadi kisi FCC tersusun dengan urutan tumpukan (ABCA
. . .) yang berulang secara tak hingga. Meskipun kisi ini dibuat dengan urutan
tumpukan lapisan bidang heksagonal, dalam 3 dimensi membentuk sel satuan kubik.
Dibawah ini gambar struktur kristal FCC
Gambar 3 : Struktur kristal FCC
Sedangkan untuk kisi HCP dibentuk oleh
tumpukan lapisan A yang lain langsung diatas urutan lapisan A-B.lapisan A kedua
ini ditumpuk diatas susunan segitiga atom-atom dalam lapisan B. Sehingga kisi
HCP tersusun dengan urutan tumpukan (ABA) yang berulang secara tak hingga
membentuk kisi ABABAB…..
Struktur HCP memiliki sel primitip kisi
heksagonal, tetapi dengan basis dua atom. Sedangkan sel primitip FCC berbasis
satu atom.Baik HCP maupun FCC mempunyai perbandingan c/a = 2/3 a akar 6 =
1,633 dan jumlah tetangga terdekat 12 buah atom, serta energy ikatan yang hanya
bergantung pada jumlah ikatan tetangga terdekat peratom.
Dibawah ini gambar struktur kristal HCP
Gambar 4 :
Struktur Kristal HCP
a. Strukur CsCl
CsCl memiliki struktur SC (simple cubic) dengan basis satu atom Cs
satu atom Cl. Dalam struktur Cscl, yang ditunjukan dalam gambar.5, anion berada
dalam pengaturan kubik sederhana, dan kation menepati pusat dari setiap cell.
Di bawah
ini adalah gambar Struktur CsCl
Gambar 5 : Struktur
CsCl
Setiap sel satuan mengandung satu
molekul CsCl, dengan posisi atom
Cs : 0 0
0
Cl : ½ ½ ½
Kedua atom Cs dan Cl pada struktur CsCl terpisah sejauh 1/2 akar
3a (setengah diagonal ruang).Jumlah titik terdekat setiap atom adalah 8
atom yang berbeda jenis.CsCl memiliki konstanta kisi 4,11 Ǻ.
Keelektronegatifan
atom Cs dan atom Cl dalam skala pauling adalah 0,79 dan 3,16.perbedaan keelektronegatifan antara kedua
atom tersebut adalah 2,37.Dengan demikian CsCl merupakan senyawa ionik yang
terdiri dari ion-ion Cs+ dan Cl-.
Kisi Kristal dari sesium klorida adalah kubus sederhana atau kubus primitif
(primitive cubic) seperti ditunjukkan pada gambar... kelompok ruang dari kisi
CsCl adalah Pm3m (nomor 221). Panjang sisi sel satuan dari kisi CsCl adalah a =
412,3 pm.
Di bawah
ini adalah gambar kisi kubus sederhana dari CsCl dengan (a) ion Cl-sebagai
origin dan (b) ion Cs+ sebagai
origin
Gambar 6 : Kisi
Kubus Sederhana CsCl
Kisi Kristal sesium
klorida bukan kubus berpusat badan (body centered cubic) karena ion yang terdapat
pada pusat kubus berbeda dengan ion-ion yang terdapat di pojok-pojok kubus.
Pada gambar diatas ion Cs+ dikelilingi oleh 8 ion Cl- seharga
dengan geometri kubus sederhana, ion Cl- dikelilingi oleh 8 ion
Cs+ seharga dengan geometri yang sama. Bilangan koordinasi ion
Cs+ dan ion Cl- yang terdapat dalam kisi Kristal CsCl adalah 8. Di
dalam sel satuan Kristal CsCl hanya terdapat satu spesies CsCl. Beberapa
senyawa yang mengkristal dengan struktur sesium klorida adalah CsCl, CsBr, CsI,
CsCN, NH4Cl, NH4Br, TlCl, TlBr, TlI.
b.
Struktur Rutile
Rutile adalah salah satu polimert mineral
Ti02, memiliki suatu struktur yang didasarkan pada pengamasan kuasi HCP dari
atom-atom oksigen. Meskipun kation
mengisi separo tempat oktahedral yang tersedia dalam HCP, hasil sel satunya
adalah teragonal.
Di bawah ini adalah gambar Struktur Rutile
Keelektronegatifan atom Ti dan atom O dalam
skala pauling adalah 1,54 dan 3,44. Perbedaan keelektronegatifan antara kedua
atom tersebut adalah 1,90. Dengan demikian TiO2 merupakan senyawa ionik yang
terdiri dari ion-ion Ti4+ dan O2-. Kisi Kristal dari rutil adalah
tetragonal primitive seperti ditunjukkan pada gambar... kelompok ruang dari
kisi rutil adalah P4/mmm (nomor 136). Panjang sisi sel satuan dari kisi
TiO2 adalah a = 459,37 pm dan c = 295,81 pm.
Di bawah ini adalah Gambar 2.8 kisi
Kristal rutil (TiO2), ion Ti4+ dikelilingi oleh 6 ion O2- terdekat
dengan geometri oktahedral. Ion O2- dikelilingi oleh 3 ion
Ti4+ dengan geometri trigonal planar
5. Struktur Kristal
Komposit
Struktur alami menjadi kompleks karena ukuran
muatan persyaratan seyiap ion berbeda.Dua dari struktur kompleks yang lebih
penting adalah spindel dan perovskitas; dijelaskan dibawah ini.
a.
Struktur Perovskit
Perovskit adalah mineral alami dangan komposit CaTiO3. Itu dinamai
mineralog pada abad ke-19 Rusia, Count Perovski. Para rumus umum adalah ABX3; dimana semakin
besar kation, Ca dalam hal ini, dikelilingi oleh 12 oksigen, dan B lebih kecil
(Ti4 +) ion dikoordinasikan oleh 6 oksigen
Perovskites, seperti spinel dibahas dalam sub bagian
berikutnya dapat menampung sejumlah besar kombinasi kationik selama keselruhan Kristal netral. Misalnya; NaWo3, CaSnO3,
dan YA1O3 semua mengkristal dalam struktur itu atau versi yang
dimodifikasi itu.Yang dimodifikasi versi biasanya terjadi ketika kation yang
lebih besar adalah kecil, yang cenderung untuk memiringkan sumbu B oktahedra
sehubungan dengan tetangga mereka.
Dibawah ini adalah gambar Struktur Perovskite
Gambar 9 : Gambar
Struktur Perovskite
Kisi perovskit merupakan kisi primitive
karena ionTi4+ hanya menempati pojok-pojok kubus.Bilangan koordinasi ion Sr2+
adalah 12, sedangkan bilangan koordinasi ion Ti4+ adalah 6.
b. Struktur Spinel
Struktur ini diberi nama setelah ditemukanya mineral alam
MgAl2O4, dan Rumus umumnya adalah AB2O4.
Dimana kation A dan B berada di pada keadaan oksidasi +2 dan +3. dimana penekanan adalah pada stacking 31 FCC dari
ion oksigen, kation, pada sisi lain, menempati seperdelapan dari situs
tetrahedral dan satu-setengah dari situs oktahedral
Di bawah ini adalah gambar (a) struktur spinel
(b) struktur spinel yang ditunjukkan oleh tumpukan atom O dalam kisi terkemas
Ketika menempati lokasi
oktahedral, spinel ini disebut spinel normal. Biasanya kation yang lebih besar
cenderung untuk mengisi situs oktahedral lebih besar, dan wakil sebaliknya.
Spinel invers Dalam, ion + A2 dan satu-setengah B3 + ion
menempati situs oktahedral, sementara separuh lainnya dari ion + B3 menempati
tetrahedral situs.
Seperti yang dibahas secara lebih rinci dalam Bab. 6, biloks
dari kation di spinel tidak perlu terbatas pada +2 dan +3, namun mungkin
kombinasi apapun asalkan kristal tetap netral.
Sifat Sifat Keramik
Secara umum
keramik merupakan antara logam dan non logam ,senyawa paduan tersebut memiliki
ikatan ionik dan ikatan kovalen utuk lebih jelas mengenai sifat-sifat keramik
berikut ini akan dijelaskan lebih ditail.
c.
Sifat mekanik
Keramik merupakan material yang kuat, keras dan juga tahan korosi.Selain itu
keramik memiliki kerapatan yang rendah dan juga titik lelehnya yang tinggi.
Keterbatasan utama keramik adalah kerapuhannya, yakni kecenderungan untuk patah tiba-tiba dengan deformasi plastik
yang sedikit. Di dalam keramik, karena kombinasi dari ikatan ion dan kovalen,
partikel-partikelnya tidak mudah bergeser.
Faktor rapuh terjadi bila pembentukan dan
propagasi keretakan yang cepat Dalam padatan kristalin, retakan tumbuh melalui butiran (trans granular) dan sepanjang bidang cleavage (keretakan) dalam kristalnya.
Permukaan tempat putusyang dihasilkan mungkin memiliki tekstur yang penuh
butiran atau kasar. Material yang amorf tidak memiliki butiran dan bidang
kristal yang teratur, sehingga permukaan putus kemungkinan besar terjadi.
Kekuatan tekan penting untuk keramik yang digunakan untuk struktur seperti
bangunan. Kekuatan tekan keramik biasanya lebih besar dari kekuatan tariknya.
Untuk memperbaiki sifat ini biasanya keramik di-pretekan dalam keadaan tertekan.
d.
Sifat Termal
Sifat termal bahan keramik adalah kapasitas
panas, koefisien
ekspansitermal, dan konduktivitas termal. Kapasitas panas bahan adalah
kemampuan bahan untuk mengabsorbsi panas dari lingkungan. Panas yang diserap
disimpan oleh padatan
antara lain dalam bentuk vibrasi (getaran) atom/ion penyusun padatan tersebut.
Keramik biasanya memiliki ikatan yang kuat dan
atom-atom yang ringan. Jadi getaran-getaran atom-atomnya akan berfrekuensi tinggi dan karena
ikatannya kuat maka getaran yang besar tidak akan menimbulkan gangguan yang
terlalu banyak padakisi kristalnya.
Sebagian besar keramik memiliki titik leleh yang
tinggi, artinya walaupun pada temperatur yang tinggi material ini dapat
bertahan dari deformasi dan dapat bertahan dibawah tekanan tinggi. Akan tetapi
perubahan temperatur yang besar dan tiba-tiba dapat melemahkan keramik. Kontraksi dan ekspansi pada
perubahan temperature tersebutlah yang
dapat membuat keramik pecah.
e.
Sifat Elektrik
Sifat listrik bahan keramik sangat bervariasi. Keramik dikenal sangat baik sebagai solator.
Beberapa isolator keramik (seperti BaTiO 3) dapat dipolarisasi dan digunakan
ebagai kapasitor. Keramik lain menghantarkan elektron bila
energi ambangnya dicapai, dan oleh karena itu disebut semikonduktor. Tahun
1986, keramik
jenis baru, yakni superkonduktor temperatur kritis tinggi ditemukan. Bahan
jenis ini di bawah suhu kritisnya memiliki hambatan = 0. Akhirnya,
keramik yang disebut sebagai piezoelektrik dapat
menghasilkan respons listrik akibat tekanan
mekanik atau sebaliknya.
Elektron valensi dalam keramik tidak berada di
pita konduksi,sehingga sebagian besar keramik adalah isolator. Namun,
konduktivitas keramik dapat ditingkatkan dengan memberikan ketakmurnian. Energi termal juga akanmempromosikan
elektron ke pita konduksi, sehingga dalam keramik, konduktivitasmeningkat
(hambatan menurun) dengan kenaikan suhu.
Beberapa keramik memiliki sifat piezoelektrik,
atau kelistrikan tekan. Sifat ini merupakan bagian bahan “canggih” yang sering digunakan
sebagai sensor. Dalambahan piezoelektrik, penerapan gaya atau tekanan
dipermukaannya akan menginduksipolarisasi dan akan terjadi medan listrik, jadi
bahan tersebut mengubah tekananmekanis menjadi tegangan listrik. Bahan
piezoelektrik digunakan untuk tranduser,yang ditemui pada mikrofon, dan
sebagainya.
Dalam bahan keramik, muatan listrik dapat juga
dihantarkan oleh ion-ion. Sifat ini dapat diubah-ubah dengan merubah komposisi,
dan merupakan dasar banyakaplikasi komersial, dari sensor zat kimia sampai
generator daya listrik skala besar.Salah satu teknologi yang paling prominen
adalah sel bahan bakar.
f.
Sifat Optik
Bila cahaya mengenai suatu obyek cahaya dapat
ditransmisikan, diabsorbsi, ataudipantulkan. Bahan bervariasi dalam kemampuan
untuk mentransmisikan cahaya, danbiasanya dideskripsikan sebagai transparan,
translusen, atau opaque. Material yang transparan, seperti
gelas,mentransmisikan cahaya dengan difus, seperti gelasterfrosted, disebut
bahan translusen. Batuan yang opaque tidak mentransmisikan cahaya.Dua mekanisme
penting interaksi cahaya dengan partikel dalam padatan adalahpolarisasi
elektronik dan transisi elektron antar tingkat energi. Polarisasi
adalahdistorsi awan elektron atom oleh medan listrik dari cahaya. Sebagai
akibat polarisasi,sebagian energi dikonversikan menjadi deformasi elastik
(fonon), dan selanjutnya panas.
g.
Sifat Kimia
Salah satu sifat khas
dari keramik adalah kestabilan kimia. Sifat
kimia dari permukaan keramik dapat dimanfaatkan secara positif. Karbon
aktif, silika gel, zeolit, dsb, mempunyai luas permukaan besar dan dipakai
sebagai bahan pengabsorb. Kalau oksida logam dipanaskan pada kira-kira 500 C,
permukaannya menjadi bersifat asam atau bersifat basa. Alumina g , zeolit,
lempung asam atau S 2O 2 – TiO 2 demikian juga berbagai oksida biner dipakai
sebagai katalis, yang memanfaatkan aksi katalitik dari titik bersifat asam dan
basa pada permukaan.
h.
Sifat Fisik
Sebagian besar keramik adalah ikatan dari karbon,
oksigen atau nitrogen dengan material lain seperti logam ringan dan semilogam.
Hal ini menyebabkan keramik biasanya memiliki densitas yang kecil. Sebagian
keramik yang ringan mungkin dapat sekeras logam yang berat. Keramik yang keras
juga tahan terhadap gesekan. Senyawa keramik yang paling keras adalah berlian,
diikuti boron nitrida pada urutan kedua dalam bentuk kristal kubusnya. Aluminum
oksida dan silikon karbida biasa digunakan untuk memotong, menggiling,
menghaluskan dan menghaluskan material-material keras lain.
Penggunaan
Keramik
Keramik
adalah material anorganik dan non-metal. Umumnya
keramik adalah senyawa antara logam dan non logam. Untuk
mendapatkan sifat-sifat keramik biasanya diperoleh dengan pemanasan pada
suhu tinggi.
Penggunaan
keramik dapat dibedakan menjadi dua yaitu keramik modern dan keramik
tradisional.
1. Keramik tradisional: biasanya dibuat dari
tanah liat .
Contoh: porselen, bata ubin, gelas dll.
Contoh: porselen, bata ubin, gelas dll.
2. Keramik modern :
mempunyai ruang lingkup lebih luas dari keramik tradisional dan mempunyai
efek dramatis pada kehidupan manusia
seperti pemakaian pada bidang elektronik,
komputer, komunikasi, aerospace, pada permesinan contohnya adalah kepala
piston, dll.
Proses
Pembuatan Keramik
a.
Pembubukan
Bahan-bahan dasar keramik umumnya
berbentuk bubukan. Bahan dasar tersebut dapat diperoleh dengan metode
konvensional atau non konvensional. Metode konvensional misalnya kalsinasi;
yaitu menguraikan suatu bahan padatan menjadi beberapa bagian yang lebih
sederhana; Milling yaitu menggiling atau menghaluskan bahan; mixing yaitu
mencampurkan beberapa bahan menjadi satu bahan. Sedangkan metode
nonkonvensional misalnya teknik larutan sepaerti metode sol-gel, metode fase
uap, atau dekomposisi garam. Dalam proses pembubukan tersebut , seringkali
harus ditambahkan bahan penstabil agar suhu dapat diturunkan atatu bahan
organik yang berfungsi sebagai pengikat atau pelunak bubukan sehingga mudah
dibentuk.
b.
Pembentukan
Metode pembentukan ini
bermacam-macam, misalnya metode pres isostatik dan aksial; metode cetak lepas,
yaitu dicetak hingga kering lalu dilepas; metode cetak balut yaitu bahn
dibiarkan tetap berada daalm cetakn atau cetak injeksi yaitu bahan dimasukan ke
dalam cetakan dengan cara diinjeksikan ke dalamnya.
c.
Penekanan
Penekanan atau disebut juga kompaksi
dilaukan untuk membentuk serbuk keramik menjadi suatu bentuk padatan berupa
pelet mentah. Pelet mentah adalah serbuk yang telah menjadi bentuk padat tetapi
belum disinter. Prosedur dasar penekanan dibagi menjadi 3 yaitu:
·
Uniaxial: Serbuk dibentuk dalam cetakan logam dengan
penekanan satu arah. Penenkanan ini dapat memproduksi banyak pelet dan tidak
mahal dibanding metode lain. Berdasarka cara kerjanya, penekanan ini dibagi
menjadi 3 yaitu : single action uniaxial pressing, double action uniaxial
pressing, dan uniaxial pressing with a floating mould or die.
·
Isostatik: Penekanan serbuk dilakukan dengan menggunakan
cairan.
·
Hot pressing:Penekanan dilakukan secar simultan denga
perlakuan panas pada serbuk.
d.
Sintering
Sintering adalah metode pemanasan
yang dilakukan terhadap suatu material ( biaasnya dalam bentuk serbuk) pada
suhu dibawah titik lelehnya sehingga menjadi bentuk padatan . Serbuk berubah menjadi
padatan karena pada suhu tersebut partikel-partikel akan saling melekat.
Setelah disintering bentuk porositas berubah cenderung berbrntuk bola. Selain
itu semakin lama dipanaskan bentuk pori akan semakin kecil. Karena itu ukuran
sampel yang telah disinter akan semakin kecil juga.
Sintering terbagi menjadi 2 jenis,
yaitu berdassarkan ada tidaknya fase cair selama proses sintering. Sintering
yang terjadi disertai adanya fase cair disebut sintering fase cair, dan
sintering yang terjadi tanpa fase cair disebut sintering padat.
Tahap sintering dilakukan untuk
memadat kompakan bahan, yang sudah dicetak dan dikeringkan dengan suhu tinggi.
e.
Anneling dan Aging
Anealing adalah proses pemanasan
yang lebih rendah dari sebelumnya. Dengan maksud agar parameter dan sifat yang
diinginkan mencapai optimum. Sedangkan aging adalah proses pendinginan selama
beberapa waktu tertentu.
f.
Tahap akhir
Pada tahap ini, bahan keramik
dikenakan berbagai perlakuan akhir sehingga sipa dipalikasika sesuai dengan
sifat bahan yang diinginkan. Perlakuan tersebut misalnya mengasah, memoles,
memberi lapisan logam, memberi mantel untuk perlindungan dan lain-lain.
Secara bagan proses pembuatan bahan
keramik adalah :
Proses pembubukan atau penghalusan
–> Pembentukan –> Pengeringan —> sintering –> anealing dan aging
–> Aplikasi akhir.
KESIMPULAN
1.
Keramik
biasanya material yang kuat, dan keras dan juga tahan korosi. Sifat-sifat ini
bersama dengan kerapatan yang rendah dan juga titik lelehnya yang tinggi,
membuat keramik merupakan material struktural yang menarik. Keterbatasan utama
keramik adalah kerapuhannya, yakni kecenderungan untuk patah tiba-tiba dengan
deformasi plastik yang sedikit.
2. Penggunaan
keramik dapat dibedakan menjadi dua yaitu keramik modern dan keramik
tradisional. Contoh keramik tradisoional seperti porselen, bata ubin, gelas
dll. Contoh keramik modern seperti pemakaian pada bidang
elektronik, komputer, komunikasi, aerospace, pada permesinan
contohnya adalah kepala piston, dll.
3. Proses
pembuatan keramik melalu bebebarapa proses diantaranya adalah Proses pembubukan atau penghalusan
–> Pembentukan –> Pengeringan —> sintering –> anealing dan aging
–> Aplikasi akhir.
1 komentar:
Click here for komentarKomplit
ConversionConversion EmoticonEmoticon